Deskripsi Sindrom Karsinoid
Sindroma karsinoid atau dalam bahasa medisnya disebut Sindrome
Carcinoide terjadi ketika tumor langka yang disebut tumor
karsinoid mengeluarkan bahan kimia tertentu ke aliran darah dan
menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Tumor karsinoid terjadi paling umum pada
saluran pencernaan atau paru-paru.
Karena tumor karsinoid umumnya tumbuh perlahan,
biasanya gejala sindroma karsinoid tidak akan muncul sampai tumornya cukup
parah. Kanker karsinoid biasanya diketahui melalui tes untuk penyakit yang
tidak berhubungan dengan penyakit ini.
Pengobatan sindrom karsinoid biasanya melibatkan
pengobatan untuk kanker. Namun, karena kebanyakan tumor karsinoid tidak akan
menyebabkan sindroma karsinoid sebelum gejalanya menjadi parah, penyakit ini
tidak mungkin diobati.
Dalam kasus tersebut, obat hanya dapat meredakan
gejala sindrom karsinoid dan membuat pasien merasa lebih nyaman.
Penyebab Sindroma Karsinoid
Sindrom Karsinoid disebabkan oleh tumor karsinoid
yang mengeluarkan serotonin atau bahan kimia lainnya ke dalam aliran darah.
Tumor karsinoid terjadi paling umum pada saluran pencernaan, termasuk perut,
usus kecil, usus buntu, usus besar dan rektum atau paru-paru.
Hanya sebagian kecil tumor karsinoid yang
mengeluarkan bahan kimia penyebab sindrom karsinoid. Dalam kebanyakan kasus,
hati mampu mengurai bahan kimia tersebut sebelum memiliki kesempatan beredar
dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gejala.
Namun ketika tumor menyebar ke hati, tumor ini
bisa mengeluarkan bahan kimia yang tidak terdegradasi sebelum mencapai aliran
darah. Kebanyakan orang yang mengalami sindroma karsinoid memiliki kanker
stadium lanjut yang telah menyebar ke hati.
Beberapa tumor karsinoid tidak harus menjadi
parah untuk menyebabkan sindrom karsinoid. Misalnya, tumor paru-paru karsinoid
yang mensekresikan bahan kimia ke dalam darah terletak jauh dari ulu hati dan
tidak langsung ke hati sehingga tidak dapat diproses dan dihilangkan.
Tumor karsinoid dalam usus
mengeluarkan bahan kimia yang langsung ke darah sehingga tidak melewati hati
sebelum mencapai seluruh tubuh. Hati biasanya menetralkan bahan kimia sebelum
dapat mempengaruhi seluruh tubuh.
Gejala Sindrom Karsinoid
Tanda-tanda dan gejala sindrom karsinoid
tergantung pada bahan kimia yang mengeluarkan tumor karsinoid ke dalam aliran
darah. Gejala ini bisa dipicu oleh alkohol, stres dan olahraga berat.
Tanda-tanda paling umum dan gejala sindrom
karsinoid meliputi:
1. Kulit memerah.
Kulit pada wajah dan dada bagian atas terasa
panas dan mengalami perubahan warna mulai dari pink, merah, kemudian ungu.
Kemerahan kulit terjadi selama 30 detik hingga 30 menit atau lebih.
Kemarahan pada kulit ini dapat terjadi tanpa
alasan yang jelas, meskipun kadang-kadang bisa dipicu oleh makanan atau
alkohol.
2. Luka pada kulit wajah.
Daerah keunguan atau vena seperti laba-laba bisa
muncul di hidung dan bibir atas pasien yang pernah mengalami sindrom karsinoid
selama bertahun-tahun.
3. Diare.
Tinja berair disertai dengan kram perut yang
menyakitkan bisa jadi sinyal sindrom karsinoid.
4. Kesulitan bernapas.
Asma seperti tanda mengi dan sesak napas dapat
terjadi pada saat yang sama ketika kulit berubah kemerahan.
5. Detak jantung cepat.
Denyut jantung yang cepat bisa menjadi tanda
sindrom karsinoid.
Perlu diingat bahwa banyak tanda-tanda dan gejala
di atas lebih mungkin diakibatkan dari kondisi selain sindrom karsinoid.
Mengalami gejala-gejala ini bukan berarti memiliki tumor karsinoid.
Pengobatan Sindrom Karsinoid
Mengobati sindrom karsinoid melibatkan pengobatan
kanker dan juga dapat melibatkan penggunaan obat untuk mengontrol tanda-tanda
dan gejala khusus, meliputi:
1. Bedah.
Pembedahan untuk mengangkat kanker paling mungkin
menjadi pilihan. Jika operasi bukan merupakan pilihan karena kanker terlalu
luas, dokter dapat merekomendasikan pengobatan untuk mengecilkan tumor. Hal ini
dapat mengurangi tanda-tanda dan gejala sindrom karsinoid.
2. Octreotide (Sandostatin).
Suntikan obat octreotide dapat memperlambat laju
pertumbuhan tumor karsinoid dan mengurangi tanda-tanda dan gejala sindrom
karsinoid. Octreotide mengontrol kemerahan pada kulit dan diare pada sebagian
besar penderita sindrom karsinoid.
Efek samping octreotide meliputi nyeri perut dan
kembung, diare dan mual, dan mereda seiring waktu. Beberapa orang tidak dapat
mentoleransi efek samping octreotide dan harus berhenti minum obat ini.
3. Terapi biologi.
Obat suntik yang disebut interferon alfa
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bekerja lebih baik, dan kadang-kadang
digunakan untuk memperlambat pertumbuhan tumor karsinoid dan meringankan
gejala.
Obat ini dapat dipakai sendiri atau dikombinasi
dengan octreotide. Interferon juga menyebabkan efek samping seperti kelelahan,
nyeri tulang, sakit kepala dan muntah.
4. Menghentikan pasokan darah ke tumor.
Dalam prosedur yang disebut embolisasi arteri
hepatika, dokter memasukkan kateter (selang kecil) melalui jarum di dekat
pangkal paha sampai ke arteri utama yang membawa darah ke jantung (arteri
hepatik).
Dokter menyuntikkan partikel untuk menyumbat
arteri hepatik, memotong pasokan darah ke sel-sel kanker yang telah menyebar ke
hati. Sel-sel hati yang sehat bertahan hidup dengan mengandalkan darah dari
pembuluh darah lainnya.
Embolisasi arteri hati dapat berisiko, terutama
pada pasien penyakit hati, dan prosedur ini biasanya dilakukan hanya di
pusat-pusat medis khusus.
5. Membunuh sel kanker dengan pemanasan atau
pembekuan.
Ablasi frekuensi radio memberikan panas melalui
jarum ke sel-sel kanker di hati, menyebabkan sel-sel mati. Mirip dengan Cryotherapy,
tetapi bekerja dengan membekukan tumor.
Perawatan ini bisa menjadi pilihan jika memiliki
sejumlah tumor hati yang kecil ukurannya. Ablasi radiofrekuensi dan krioterapi umumnya
aman, meskipun ada risiko kecil kehilangan darah dan infeksi.
6. Kemoterapi.
Obat kemoterapi dapat mengecilkan tumor
karsinoid. Efek samping yang dialami akan tergantung pada obat-obat kemoterapi
yang diterima.
Referensi :
http://www.beritakuliah.com/gejala-dan-cara-pengobatan-sindrom-karsinoid.html
0 komentar:
Posting Komentar