BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Sensibilitas test yaitu penentuan kadar
obat terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan bekteri. Sensibilitas test pada Bakteri
bertujuan untuk mengetahui obat yang paling patent/cocok terhadap bakteri
penyebab penyakit, terutama bakteri penyebab penyakit kronik, kegunaan lain
dari sensibilitas test ini adalah untuk mengetahui resistensi bakteri terhadap
berbagai macam antibiotik.
Ada berbagai macam metode pada Sensibilitas Test , yaitu
:
- Metode Dilusi (cair dan padat)
- Metode Difusi (Kirby Bauwer, Pour Plate, Sumuran)
Akan tetapi metode yang paling sering digunakan adalah
Metode Difusi lempeng, karena mempunyai beberapa keuntungan, keuntungannya
yaitu Sangat ekonomis, Sederhana, dan Reproduksible.
Disk Antibiotik adalah suatu kertas
saring yang mengandung obat tertentu yang konsentrasinya telah diketahui.
Syarat Penggunaan Disk Antibiotik adalah :
- Tidak kadaluarsa
- Dibuang 2-3 disk sebelum digunakan
- Pemakaian disesuaikan antra Disk dengan jenis Bakteri
Disk Antibiotik yang kadaluarsa tidak
dapat digunakan karena perubahan sifat disk akan berpengaruh pada konsentrasi
obat yang terkandung pada Disk dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Pada Test Sensibilitas, akan ditemukan
beberapa bakteri pada saat proses berlangsung, yaitu :
1. Zona Radikal
Zona radikal
yaitu suatu daerah disekitar disk dimana sama sekali tidak ditenmukan adanya
pertumbuhan bakteri.
2. Zona Irradikal
Zona Irradikal
yaitu suatu daerah disekitar disk, dimana pertumbuhan bakteri dihambat oleh
disk antibiotik tetapi tetap dimatikan.
3. Zona Hambatan
Zona Hambatan
terjadi oleh karena bakteri tidak tumbuh pada sekitar disk akibat pengaruh dari
antibiotik.
Beberapa contoh uji sensibilitas bakteri
A. Metode
Dilusi
Ada dua macam
metode dilusi yaitu metode dilusi cair (Metode Macro Broth Dillution) dan metode dilusi padat (Metode agar
dilusi). Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi
bakteri, sedangkan dalam dilusi padat tiap konsentrasi dicampur dengan media
agar lalu ditanam bakteri, diinkubasi selama 24 jam. Kegunaan dari metode
dilusi ini adalah untuk mencari KHM (Kadar Hambat Minimum) yaitu kadar obat
terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kadar
terkecil yang menunjukkan hambatan terhadap pertumbuhan bakteri ditandai oleh
kejernihan media merupakan KHM. Data sifat kimia fisika dan data aktivitas
antibakteri (KHM) dianalisis secara statistik dengan uji regresi liner dan non
linier .
B. Metode
Difusi
a. Cara
Kirby Bauer
Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan
24 jam pada agar diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 ml BHI cair, diinkubasikan
4–8 jam pada 37°C. Suspensi ditambah aquadest steril hingga kekeruhan tertentu
sesuai dengan standar konsentrasi bakteri 108 CFU per ml. Kapas lidi
dicelupkan dalam suspensi bakteri lalu ditekan-tekan pada permukaan media agar
selanjutnya diletakkan kertas samir (disk) yang mengandung antibiotik di
atasnya, diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
b. Cara
Sumuran
Seperti cara Kirby Bauer, setelah dioleskan
bakteri pada media agar dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu dan ke
dalam sumuran diberi larutan antibakteri dan diinkubasikan pada suhu 37°C
selama 18-24 jam.
c. Poor
Plate
Diambil suspensi bakteri satu ose
dimasukkan ke dalam 4 ml agar base 1,5% yang mempunyai temperatur 50oC setelah
suspensi homogen dituang pada media Mueller hinton ditunggu sebentar sampai
agar tersebut membeku, diletakkan disk diatas media, diinkubasi 15 – 20 jam
dengan temperatur 37oC, interprestasikan hasilnya sesuai standar antibiotika
untuk masing-masing bakteri
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sensibilitas
Test
Metode
Kirby – Bauer
I. Tujuan
Untuk mengetahui obat yang paling patent/cocok terhadap
bakteri penyebab penyakit terutama bakteri
penyebab penyakit kronik.
Untuk mengetahui resistensi bakteri terhadap berbagai
macam antibiotik.
II. Prinsip
-
III. Alat
dan bahan
o
Lampu
spiritus/bunsen
|
o
Suspensi (koloni bakteri pada agar)
|
o
Korek api
|
o
Standart MC
Farland
|
o
NaCl 0,9 %
|
o
NA Plate
|
o
Kapas lidi
steril
|
o
Akuades steril
|
o
Pinset
|
o
Disk
antibiotika
|
IV. Cara
kerja
Hari I
1)
Inokulasikan
sampel kuman kedalam NaCl 0,9 % kemudian bandingkan dengan standart Neflometer
MC Farland hinggan kekeruhan sama
2)
Inokulasikan
suspensi tersebut pada NA Plate secara perataan dengan kapas lidi steril secara
aseptis
3)
Inkubasi
pada suhu 370C sekama 15 menit
4)
Letakkan
disk antibiotik pada media tersebu secara terpisah
5)
Inkubasi
pada suhu 370C selama 24 jam
Hari II
6)
Amati
dan ukur zona yang terbentuk pada media tersebut
V.
Bagan
Kerja
VI. Pembacaan
Hasil


VII. Hasil
Gambar
|
No
|
Disk antibiotik
|
Zona Radikal
|
Zona Irradikal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
VIII.
Pembahasan
Antibiotic adalah senyawa
organic yang dihasilkan oleh berbagai spesies mikroorganisme dan
bersifat toksik terhadap spesies mikroorganisme lain. Sifat
toksik senyawa-senyawa yang terbentuk mempunyai kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri(efek bakteriostatik) dan bahkan ada yang langsung membunuh
bakteri (efek bakterisid) yangkontak dengan antibiotik tersebut
Dalam praktek klinis, antibiotik yang
sering diresepkan berdasarkan pedoman umum danpengetahuan terhadap sensitivitas
antibiotik terhadap suatu penyakit. Namun pada kenyataannya saat antibiotik itu
diberikan tidak ada perubahan signifikan pada penyakit yangdialami. Dari hal
tersebut diketahui bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut telah resistenterhadap
antibiotik yang diberikan. Resistennya suatu antibiotik mungkin
dikarenakanpemberian antibiotik secara tidak teratur. Oleh karena itu,
diperlukan suatu uji sensitifitasantibiotik untuk mengetahui pasien tersebut
mengalami resisten terhadap jenis-jenis antibiotik sehingga dapat
diberikan antibiotik yang sesuai
Sensibilitas tes metode Kriby – bauer
merupakan cara untuk menentukan sensitivitas antibiotik untuk bakteri.
Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona
hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin terhambat
pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan untuk menentukan apakah
bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotik.
Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan
24 jam pada agar diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 ml BHI cair, diinkubasikan
4–8 jam pada 37°C. Suspensi ditambah aquadest steril hingga kekeruhan tertentu
sesuai dengan standar konsentrasi bakteri 108 CFU per ml. Kapas lidi
dicelupkan dalam suspensi bakteri lalu ditekan-tekan pada permukaan media agar
selanjutnya diletakkan kertas samir (disk) yang mengandung antibiotik di
atasnya, diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
Faktor
yang mempengaruhi metode Kirby-Bauer :




Pembacaan
Hasil metode Kirby Bauer


B.
Sensibilitas
Test Metode Flemming
I. Tujuan
Untuk mengetahui obat yang paling patent/cocok terhadap
bakteri penyebab penyakit terutama bakteri
penyebab penyakit kronik.
Untuk mengetahui resistensi bakteri terhadap berbagai macam
antibiotik.
II. Prinsip
-
III. Alat dan bahan
IV. Cara Kerja
Hari I
1) Inokulasikan sampel bakteri secara perataan dengan
menggunakan kapas lidi steril pada media NA Plate secara aseptis
2) Inkubasi pada suhu 370C selama 15 menit
3) Letakkan disk antibiotik pada media secara terpisah
4) Inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam
Hari II
5) Amati dan ukur zona yang terbentuk pada media tersebut
V. Hasil
Gambar
|
No
|
Disk antibiotik
|
Zona Radikal
|
Zona Irradikal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar